Kecerdasan Buatan pada Mesin Cuci


Dalam kehidupan sehari-hari, kita banyak menjumpai alat-alat yang menerapkan teori kecerdasan buatan dalam pengoperasiannya, diantaranya TV tuner, mesin cuci otomatis, robot, mainan anak-anak, sistem permesinan pada mobil, alat kontrol proses di industri (industri makanan, industri perminyakan, industri tekstil, dan sebagainya. Untuk menjalankan fungsinya, alat-alat ini ditanamkan chip atau mikrokomputer yang telah diprogram sesuai kebutuhan.

Dikatakan sebagai mikrokomputer bukan ditentukan oleh ukuran fisik, tetapi lebih ditekankan pada banyaknya fungsi yang mampu dilakukan dan kecepatan memproses data serta kapasitas memori yang dimilikinya.

Semua mikroprosesor (jantung dari computer) mempunyai dua tipe siklus mesin, yaitu:

1. Siklus membaca
Selama siklus membaca, CPU membaca sebuah lokasi memori (RAM), lalu menempatkan alamat lokasi memori tersebut pada bus alamat. Setelah alamat diterima, memori menempatkan data yang tersimpan padanya ke bus data. Setelah itu, CPU akan menggerendel (latch) informasi tersebut pada akhir siklus.
2. Siklus menulis
Selama siklus menulis, CPU menulis data lokasi memori. Alamat ditempatkan pada jalur bus alamat dan pada saat yang hamper bersamaan, data ditempatkan pada jalur bus data lalu RAM menggerendel informasi tersebut pada akhir siklus.


Jalur kontrol:
Sebuah atau beberapa buah jalur kontrol akan memberitahu memori, chip I/O dan peripheral jika siklus membaca dan menulis telah selesai dan data telah digerendel.


A. SEJARAH MESIN CUCI

Diciptakan berdasarkan gerakan tangan manusia di papan cuci, mesin cuci pertama kali dipatenkan di Amerika Serikat pada tahun 1846 dan bertahan pada akhir 1927. Awalnya, mesin cuci listrik menggunakan motor yang diputar di dalam tabung, namun motor tersebut tidak terlindung sehingga air cucian sering menetes dan menyebabkan sirkuit pendek dan hentakan. Pada 1911, mesin cuci telah dilengkapi dengan silinder berbahan metal dan tertutup.

Produsen mesin cuci menghadapi tantangan berkaitan dengan perkembangan teknologi tersebut, yaitu menemukan motor yang sesuai dan memastikan bahwa pengguna tidak tersengat listrik. Pada awal perkembangannya, mesin cuci menggunakan rantai, sabuk, poros dan roda gigi.

Untuk mengatasi hambatan awal dalam penggunaan mesin cuci, motor tenaga kuda fraksional mulai digunakan. Kekuatan motor ini biasanya hanya 1/8 atau ¼ daya kuda motor pada mesin pertama, mesin ini diproduksi oleh Westinghouse.
Untuk mencegah sengatan listrik, stator dan rator mesin dibungkus dan dilengkapi kipas untuk mencegah panas.


Dari perspektif kepuasan konsumen, mesin yang akan mencuci pakaian tanpa merobek-robek perlu dikembangkan. Ini berarti mesin harus dioperasikan dengan kecepatan yang berbeda. Untuk mengatasi masalah tersebut , jatuhnya air ke pakaian pada mesin cuci melalui agitasi perlu dikembangkan


Beatty Brothers dari Fergus, Ontario merupakan perusahaan pertama yang memproduksi mesin cuci agitator, menggunakan tabung tembaga nikel atau nikel-kromium berlapis. Di AS, perusahaan pertama yang mengadopsi teknologi agitator adalah Maytag. Orientasi vertikal mesin ini menjadi standar industry menggantikan sumbu putar horizontal pada mesin sebelumnya.

Pada 1920-an, lembaran logam dienamel putih menggantikan tabung tembaga dan kaki besi bersudut. Pada awal 1940-an, baja dienamel digunakan karena lebih bersih, lebih mudah untuk membersihkan dan lebih tahan lama, juga dirancang untuk memperpanjang umur motor

Perkembangan selanjutnya dari mesin cuci adalah pemasangan alat pengatur waktu yang memungkinkan mesin diset untuk beroperasi sesuai siklus sehingga pengguna tidak perlu terus memonitor jalannya mesin cuci.

Pada awal 1950-an, banyak produsen Amerika memasarkan mesin dengan fitur tombol pengering yang menggantikan proses memeras pakaian yang menyebabkan terkilir. Pada 1957, GE memperkenalkan mesin cuci yang dilengkapi dengan 5 tombol untuk mengontrol suhu mencuci, suhu membilas, kecepatan mencuci dan kecepatan putaran.

Mesin cuci digerakan oleh motor listrik satu fasa. Motor ini dapat bergerak dua arah untuk mengucek pakaian saat di cuci. Motor dihubungkan ke bak cuci atau agitator dengan belt dan roda pemutar (pully).

Mesin cuci terbagi atas dua tipe pengisian, yaitu:
1. Mesin cuci yang pengisiannya dari depan (front loading), biasanya proses pencucian pada mesin cuci ini sudah otomatis, mulai dari tahap pencucian sampai pengeringan.
2. Mesin cuci yang pengisiannya dari atas (top loading), proses pencucian pada mesin cuci ini ada yang sudah otomatis dan ada juga yang tidak. Untuk mesin cuci ini terbagi lagi atas 2 tabung dan 1 tabung. Perbedaan ini bukan hanya terletak pada bukaan (tempat pengisian pakaian) tetapi juga perbedaan dalam hal penggunaan air, listrik, teknologi dan hasil pencucian.


Proses pencucian dengan mesin cuci diawali dengan memasukkan pakaian kotor ke dalam tabung cuci. Kontrol akan mendeteksi berat pakaian dan mengatur level air, waktu cuci, waktu bilas, waktu pengeringan dan waktu buka katup air masuk (water inlet valve). Setelah level air tercapai, katup air masuk akan ditutup dan agitator mulai berputar untuk menciptakan pusaran air. 

Bila kontrol telah mendeteksi habisnya waktu cuci, motor akan berhenti memutar agitator dan katup buang pun dibuka untuk membuang air hasil pencucian, kemudian tabung akan berputar untuk membuang sisa-sisa air yang ada di dalam pakaian. 
Setelah katup bilas ditutup dan katup air masuk dibuka, air masuk ke dalam tabung sampai cukup level kemudian katup air masuk ditutup dan mesin mulai membilas. Jika waktu bilas sudah habis, maka kontrol akan membuka katup buang untuk membuang air bilasan. Proses pengeringan akan dilakukan setelahnya dengan meutar tabung mesin cuci. Jika telah selesai maka mesin cuci akan berhenti secara otomatis dan ini menandakan bahwa proses pencucian telah selesai.


Terdapat beberapa perbedaan antara mesin cuci bukaan atas 2 tabung dan 1 tabung. Proses mencuci dan mengeringkan pada mesin cuci dengan 2 tabung dilakukan di dalam tabung yang berbeda. Proses pencucian pada jenis ini dilakukan baling-baling yang berputar di dasar tabung. Sedangkan pada mesin cuci 1 tabung, proses mencuci dan mengeringkan dilakukan di dalam tabung yang sama. Tabung ini juga ikut berputar saat proses pencucian.

Dalam hal penggunaan air, mesin cuci bukaan atas menggunakan air lebih banyak daripada mesin cuci bukaan depan. Hal ini karena air pada mesin cuci bukaan atas harus diisi sampai penuh. Sedangkan pada mesin bukaan depan, air akan dikeluarkan sedikit demi sedikit selama proses pencucian. Secara umum, daya yang dipakai pada mesin cuci bukaan atas atau bukaan depan hampir sama, yaitu sekitar 300 W. Namun, pada mesin cuci bukaan depan terdapat fasilitas tambahan untuk mencuci dengan air panas dan daya yang dibutuhkan untuk menggunakan fasilitas ini sekitar 2000 W.

Perbedaan yang paling dasar dari kedua jenis mesin cuci ini adalah teknologi yang dipakai. Mesin cuci bukaan atas berputar secara horizontal, menyebabkan air yang ada di dalamnya membentuk pusaran air yang menyebabkan pakaian saling melilit. Sebaliknya, mesin cuci bukaan depanberputar secara vertical menyerupai perputaran roda dan menyebabkan pakaian selalu jatuh ke bawah. Hasil pencucian mesin cuci bukaan depan juga lebih baik dari mesin cuci bukaan atas, karena teknologi yang digunakan menerapkan metode gaya gravitasi. Tingkat kekeringan yang dihasilkan mesin cuci jenis ini juga lebih baik, yaitu mencapai 95% sedangkan mesin cuci bukaan atas hanya menghasilkan 70% tingkat kekeringan.

Komponen-komponen mesin cuci serta kegunaannya:
1. Leveling Feet, berfungsi mengatur kedataran mesin agar tidak terjadi getaran atau vibrasi saat mesin beroperasi.
2. Motor, berfungsi untuk memutar agitator yang akan mencuci pakaian.
3. Agitator, bilah yang dapat bergerak memutar bolak bali, berfungsi untuk menciptakan pusaran air untuk mengucek pakaian.
4. Tabung atau drum, tempat pakaian kotor yang akan dicuci.
5. Lid Switch, berfungsi mengontrol tutup (lid) apakah dalam keadaan terbuka atau tertutup (bila tutup mesin cuci dalam keadaan terbuka maka mesin cuci tidak bias beroperasi), bisa juga berfungsi sebagai pengaman.
6. Control dan Monitor, merupakan otak mesin cuci. Berfungsi mengatur waktu cuci, waktu bilas, level air dan waktu pengeringan pada mesin cuci otomatis. Dengan alat ini mesin cuci akan bekerja otomatis mulai dari pakaian kotor masuk sampai kering.
7. Water inlet valve, berfungsi mengatur air yang masuk ke mesin cuci berdasarkan perintah alat kontrol.
8. Drain Hose, saluran buang untuk air hasil pencucian.


B. KESIMPULAN


Mesin cuci adalah salah satu bentuk kecil dari pengembangan kecerdasan buatan. Butuh waktu dan penelitian panjang untuk mendapatkan fungsi mesin cuci sesuai dengan keinginan pengguna seperti sekarang ini. Namun, tidak semua mesin cuci memiliki karakteristik yang sama. Keinginan manusia untuk selalu menginginkan kemudahan, memacu penciptaan mesin cuci dalam membantu pekerjaan rumah tangga sehari-hari. Masih diperlukan lebih banyak waktu dan pengembangan lagi untuk memenuhi kepuasan manusia. Saat ini, mesin cuci yang beredar hanya memproses pencucian, pembilasan dan pengeringan. Teknologi terbaru yang ada pada mesin cuci di beberapa Negara maju adalah proses merapikan pakaian (menyetrika) dengan menggunakan uap panas. Namun tidak menutup kemungkinan jika suatu saat nanti mesin cuci tidak hanya melakukan proses pencucian, pembilasan, pengeringan dan merapikan pakaian, tetapi juga melipat pakaian. 

Penemuan teknologi untuk memperkecil daya listrik yang dipakai mesin cuci juga diperlukan, karena di Negara kita sendiri pun pemasangan listrik untuk rumahan diatur dan dibatasi secara ketat. Sehingga masih banyak pihak yang belum dapat merasakan fasilitas mesin cuci. Selain harga yang cukup mahal dan tidak terjangkau oleh banyak kalangan.


C. SARAN


Banyak hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk menggunakan mesin cuci. Tidak hanya masalah jenis, teknologi yang digunakan tapi juga harga dan perawatannya. Berbeda dengan Negara maju seperti AS atau Eropa dimana pengguna mesin cuci adalah end user sendiri bukan seperti kita di Indonesia yang masih manja dengan menggunakan pembantu sehingga resiko kerusakan pemakaian juga harus benar-benar diperhitungkan, apalagi bila mesin cuci sudah tidak dalam masa garansi.

Fasilitas mengeringkan pakaian pada mesin cuci juga tidak terlalu berpengaruh besar karena Indonesia sendiri adalah Negara dengan cahaya matahari yang melimpah, faktor ini juga perlu dipertimbangkan. Namun, jika kesibukan menjadi alasan utama dalam penggunaan mesin cuci, itu sah-sah saja.


Terakhir, pilihan merk dan desain juga mempengaruhi pilihan anda dalam menentukan mesin cuci yang akan digunakan. Pengguna mesin front loading masih terbatas oleh segmen premium, merk yang beredar didominasi oleh merk Eropa atau Amerika seperti Electrolux, Domo, Frigidaire, La Germania dan Maytag. Di samping itu, ada merk Korea yang juga cukup kuat seperti LG dan Samsung. Sedangkan untuk merk Jepang hanya terbatas pada Sharp. Dan nilai lebihnya, Anda bisa memadukannya dengan desain interior seperti dapur dimana kehadiran mesin cuci front loading yang desainnya stylish pasti mengundang lirikan mata tamu ke arah benda ini.
0 Responses